Laman

Kamis, 03 November 2011

Ilmu Bela Diri Dari Jaman KeJaman

Perkembangan jaman terus berputar, maka muncullah ilmu beladiri yang bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan maupun daerah pada saat jaman kerajaan-kerajaan baik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai dengan daerah Semenanjung Melayu.
Mereka menciptakan bela diri (jurus-jurus) dengan meniru gerakan binatang yang berada di lingkungan alam sekitarnya.  Gerakan-gerakan yang diciptakan juga disesuaikan dengan alam sekitarnya yang berbukit-bukit, dan berbatuan. Misalnya jurus yang diciptakan meniru gerakan harimau, kera, ular, dan burung.
Oleh karena kondisi lingkungan yang berbukit dan berbatuan, maka gerakannya banyak lompatan/ loncatan. Orang-orang yang hidup di pegunungan biasa berdiri, bergerak, berjalan dengan langkah kedudukan kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak mudah jatuh selama bergerak di tanah yang tidak rata. Biasanya menciptakan beladiri yang mempunyai ciri khas kuda-kuda yang kokoh tidak banyak bergerak.
Sedangkan gerakan tangan lebih lincah, banyak ragamnya dan ampuh daya gunanya. Penduduk yang hidup di daerah berawa, tanah datar, padang rumput biasa berjalan bergegas, lari, sehingga gerakan kakinya menjadi lincah.  Mereka menciptakan beladiri yang lebih banyak memanfaatkan kaki sebagai alat beladiri.  Akhirnya setiap daerah mempunyai beladiri yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya, sehingga timbullah aliran beladiri  beraneka ragam.
Pada jaman kerajaan beladiri sudah di kenal untuk keamanan serta untuk memperluas wilayah kerajaan dalam melawan kerajaan yang lainnya. Pada jaman ini kerajaan yang mempunyai prajurit kuat dan tangguh, maka mereka mempunyai wilayah jajahan yang luas. Prajurit yang mempunyai ilmu beladiri tinggi maka ia akan mendapat jabatan yang tinggi pula ( patih ).
Kerajaan-kerajaan pada waktu itu seperti: Kerajaan Kutai, Tarumanegara,   Mataram, Kediri, Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit mempunyai prajurit yang dibekali ilmu beladiri untuk mempertahankan wilayahnya.
Bahkan dua Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit keduanya mempunyai pasukan kuat beserta armada lautnya sehingga terkenal sampai keluar wilayah nusantara. Tahun 671 Kerajaan Sriwijaya mengembangkan wilayahnya sampai ke Melayu, tetapi setelah menurunnya kekuasaan kerajaan Sriwijaya pada abad 7-12, maka mulai abad 13 muncullah kerajaan islam Samudra Pasai (Notosoejitno, 1999: 15).
Abad 16 Samudra Pasai mencapai puncaknya sampai ke Malaka, namun demikian istilah beladiri pencak silat belum ada. Baru tahun 1019-1041 pada jaman kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Prabu Erlangga dari Sidoarjo, sudah mengenal ilmu beladiri pencak dengan nama “Eh Hok Hik”, yang artinya  “Maju Selangkah Memukul”
(Notosoejitno, 1999: 15).
Prabu Erlangga ini merupakan pendekar ulung yang mempunyai ilmu beladiri yang tinggi, oleh karenanya raja, bangsawan, kesatria, prajurit pada waktu itu wajib belajar beladiri. Pada saat itu prajurit yang memiiliki ilmu beladiri tinggi, maka semakin tinggi pula kedudukannya.
sumber KETERAMPILAN DASAR PENCAK SILAT MATERI SEJARAH PERKEMBANGAN
PENCAK SILAT GO INTERNATIONAL FIK UNY TAHUN 2007
Oleh:
Agung Nugroho
Dosen Pendidikan Kepelatihan
FIK UNY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar Anda Karena Komentar Anda Sebagai Inspirsi Kami